Senin, 28 November 2016

AADC 2

 Tidak Ada New York Hari Ini


Tidak ada New York hari ini

Tidak ada New York kemarin

Aku sendiri dan tidak berada di sini

Semua orang adalah orang lain

Bahasa Ibu adalah kamar tidurku

Kupeluk tubuh sendiri

Dan Cinta, Kau tak ingin aku

mematikan mata lampu

Jendela terbuka

dan masa lampau memasukiku sebagai angin

Meriang. Meriang. Aku meriang.

Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang






Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta


Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta

kau melihat langit membentang lapang

menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki


Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, 

aku melihat nasib manusia

terkutuk hidup di bumi

bersama jangkauan lengan mereka yang pendek

dan kemauan mereka yang panjang


Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,

kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung

bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi

dari mata peluru para pemburu


Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta

aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa

kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri


Ketika ada yang bertanya tentang cinta, 

apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata

atau cukup ketidaksempurnaan kita?




Batas


Semua perihal diciptakan sebagai batas

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain

Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin

Besok batas hari ini dan lusa

Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,

bilik penjara, dan kantor wali kota, 

juga rumahku, dan seluruh tempat di mana pernah ada kita

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata

Begitu pula rindu

Antar pulau dan seorang petualang yang gila

Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang

Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya

Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan

Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini?

Lihat tanda tanya itu 

Jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi






Akhirnya kau hilang



Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di mana-mana

Di udara dingin yang menyusup di bawah pintu

Atau di baris-baris puisi lama yang diterjemahkan dari bahasa

Di sepasang mata gelandangan yang menyerupai jendela berbulan-bulan tidak dibersihkan

Atau di balon warna-warni yang melepaskan diri dari tangan seorang bocah

Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di jalan-jalan

Atau bangku-bangku taman yang kosong

Aku menemukanmu di salju yang menutupi kota

Seperti perpustaan sastra

Aku menemukanmu di gerai-gerai kopi, udara, dan aroma makanan yang keluar atau terlalu matang

Aku menemukanmu berbaring di kamarku yang kosong

Saat aku pulang dengan kamera di kepala

berisi orang-orang pulung yang tidak ku kenal

Kau sedang menyimak lagu yang selalu kau putar

Buku cerita yang belum kelar kau baca

Bertumpuk bagai kayu lapuk di dadaku

Tidak sopan kataku mengerjakan hal-hal tapi tetap kesedihan

Akhirnya kau hilang, kau meninggalkan aku

Dan kenangan ini satu-satunya akar getah yang tersisa



_Mahakarya M.AAN MANSYUR_

AADC 1

Baper yang terlambat..
hahaha
Udah lewat jauh dari film fenomenal 2016 Ada Apa Dengan CInta 2 
Tapi karena lagi bosen dan gak tau mau ngapain jadilah nonton ulang AADC2 dilanjutkan AADC1 (well you should know but I really enjoy watching movie like this..hahaha)
Dan selalu dibuat kagum dengan semua puisinya 
Gue termasuk penikmat puisi dan pembuat (rusak) puisi :p
Yuph here is for you all "CInta n Rangga Lovers" lets start "BAPER"


Puisi Cinta

Ketika tunas ini tumbuh

Serupa tubuh yang mengakar

Setiap nafas yang terhembus adalah kata

Angan, debur dan emosi

Bersatu dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat

Lidah kita menyatu

Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu

Ahh.. diluar itu pasir diluar itu debu

Hanya angin meniup saja

Lalu terbang hilang tak ada

Tapi kita tetap menari

Menari cuma kita yg tau

Jiwa ini tandu maka duduk saja

Maka akan kita bawa

Semua

Karena..

Kita Semua Adalah Satu




Puisi Rangga
Puisi Perpisahan Rangga 


Kulari ke hutan kemudian menyanyiku

Kulari ke pantai kemudian teriakku

Sepi… sepi dan sendiri aku benci

Ingin bingar aku mau di pasar

Bosan aku dengan penat

Enyah saja engkau pekat

Seperti berjelaga jika kusendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?

Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?





And the Last is....



Perempuan datang atas nama cinta

Bunda pergi karena cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu

Seperti bulan lelap tidur dihatimu

Yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya

Meninggalkan hati untuk dicaci

Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali

Dalam satu purnama

Untuk mempertanyakan kembali cintanya

Bukan untuknya

Bukan untuk siapa

Tapi untukku

Karena aku ingin kamu


Itu saja



-Mahakarya by Riko Prijanto-