Doni Tata Pradita pernah bikin publik Indonesia terhenyak. Bagaimana tidak, dulu, remaja yang kini sudah jadi pria 25 tahunan asal Yogyakarta ini berhasil mendapatkan wildcard untuk mengikuti kompetisi Moto2, satu level di bawah kompetisi balap tertinggi, MotoGP. Tentu saja ini prestasi yang bagus, walaupun tak sampai dua tahun Doni akhirnya undur diri dari kompetisi yang juga diikuti oleh Pol Espargaro itu. Kini, momen yang bikin Indonesia bangga itu kembali terulang.
Kali ini bukan di ranah balap motor, tapi yang sedikit lebih greget. Ya, Indonesia dibuat kembali bangga setelah putra terbaiknya, si Jawara GP2, Rio Haryanto, akhirnya berhasil menuju kelas jet darat tertinggi di dunia, Formula 1. Sempat cukup lama menunggu konfirmasi dan persetujuan Menpora, Rio siap untuk membawa nama Indonesia dengan tergabung di tim Manor dan siap menggilas aspal F1 2016 nanti.
Seperti para atlet fenomenal lainnya, perjalanan Rio ke titik ini penuh dengan perjuangan. Terutama adalah persepsi dan hinaan dunia kepadanya ketika ia masih dianggap hijau namun pada akhirnya justru sukses membalikkan picingan mata negatif itu dengan prestasi yang keren. Nah, berikut adalah kisah-kisah menyedihkan namun penuh arti yang pernah terjadi dalam karir seorang Rio Haryanto.
1. Panitia Lupa Set Lagu Indonesia Raya Karena Rio Tak Mungkin Menang
GP3 seri Istanbul, Turki, tahun 2010 lalu jadi salah satu kemenangan Rio yang paling gemilang. Namun, namanya masih belum terlalu dikenal kala itu. Belum lagi kewarganegaraan Indonesianya, membuat publik, termasuk panitia, pun meremehkannya. Alih-alih tampil ala kadarnya gara-gara mentalnya diuji duluan, Rio justru menampilkan performa terbaiknya.
2. Menang Gemilang, Mobil Rio Dibongkar Total
Tak cukup dengan insiden bendera Polandia dibalik, di GP3 Silverstone, Inggris, 2010 lalu, ia kembali mendapatkan penghinaan dari panitia. Saat itu, lagi-lagi Rio yang tak pernah dijagokan kembali berhasil menyabet podium. Yang bikin geleng-geleng kepala, panitia seolah tak percaya dengan kemenangan ini dan kemudian melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil yang dikendarai Rio.
3. Kembali, Rio Mendapatkan Perlakuan Diskriminatif
GP2 di Monza, Italia, beberapa waktu lalu menyisakan cerita tak terpuji yang dilakukan oleh pengawas lomba kepada Rio Haryanto. Ketika itu, Rio melakukan manuver tiba-tiba dengan memotong jalan karena untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, aksi menyelamatkan nyawa ini justru kena pinalti oleh pengawas lomba.
4. Gagal Juara Gara-Gara Safety Car
GP2 seri Rusia beberapa waktu lalu juga menyisakan cerita miris. Bagaimana tidak, Rio yang sudah jelas-jelas berada di peringkat pertama harus turun tingkat. Kejadian ini diawali dari turunnya safety car karena saat itu terjadi kecelakaan. Aturannya, ketika safety car diturunkan, maka pembalap dilarang untuk saling salip. Ketika momen ini terjadi, Rio sebenarnya sudah sukses berada di posisi pertama.
5. Nama Rio Jadi Lelucon Komentator
Mungkin bagi kita, sangat membanggakan ketika mendengar Rio punya kesempatan untuk bertanding di kelas Formula 1. Namun, berita baik ini ternyata dipandang sebelah mata. Pelakunya adalah seorang komentator siaran F1, saat Rio tengah bergelut di panasnya aspal Suzuka, Jepang.
Rio masih 22 tahun dan ia sudah mendapatkan perlakuan seperti ini. Namun seperti yang kita lihat, Rio selalu konsisten dengan sikap kuat dengan matanya yang masih berbinar-binar penuh harapan itu. Gerbang menuju mimpi sudah terbuka, biarkan para penghina itu terbungkam mulutnya ketika mendapati Rio pada akhirnya mampu menjadi juara Formula 1, dan membuat Indonesia bisa membusungkan dadanya di hadapan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar